Laman

Sabtu, 17 Januari 2015

Belajar Membuat Kue Cubit (Resep dan Tips)


Sesuai dengan yang saya posting sebelumnya, saya akan menuliskan cara-cara membuat kue cubit seperti hasil buatan saya, meski belum maksimal (hehe), tapi paling tidak saya ingin membagi tips-tips atau hal-hal teknis yang saya pelajari ketika membuatnya.
Sebelum mulai membuat kue cubitnya, pelajari betul-betul resep membuat kue cubit dan langkah-langkah membuatnya. Kemarin saya browsing internet untuk mencari resep kue cubit dan sempat buka-buka youtube juga. Akhirnya saya menemukannya dan menggunakan resep yang dibagikan dalam situs ini http://resepmasakankreatif.blogspot.com/2014/03/resep-kue-cubit-enak-dan-empuk.html .

Setelah mempelajari resepnya, siapkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan. Hal ini sangat penting untuk keberlangsungan pembuatan suatu masakan. Pastikan lengkap agar tidak menghambat dan memperlama proses pembuatannya masakannya nanti.
Bahan-bahan yang digunakan dalam kue cubit, yaitu:
  • 3 butir telur
  • 100 gram gula pasir
  • 100 gram tepung terigu
  • 100 gram margarin, lelehkan
  • 1 bungkus vanili bubuk
  • ¼ sdt soda kue
  • ½ sdt baking powder
  • keju parut dan coklat meses secukupnya
Keju parut dan coklat meses di sini sebagai topping, jadi bisa diganti dengan bahan topping lain. Saya coklat meses dengan chococips.


Peralatan yang dibutuhkan kurang lebih sebagai berikut:
  • baskom atau wadah untuk membuat adonan (usahakan bukan yang dari bahan plastik)
  • pengocok telur atau mixer
  • sendok teh, garpu, sendok makan
  • solet mentega
  • cetakan kue cubit
  • angsang kompor
  • teflon
  • kompor
Apabila bahan dan peralatan sudah siap, langkah-langkah pembuatan kue cubit selanjutnya adalah
  1. Siapkan wadah adonan lalu masukkan telur dan gula pasir.

2. Kocok hingga mengembang serta gulanya menjadi larut. Gunakan mixer untuk lebih mudah dan cepat mengembang.
(Di sini saya menggunakan pengocok telur, jadi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengocok telur dan gula. Saya juga menggunakan gula pasir, bukan gula halus. Bisa menggunakan gula halus agar lebih mudah larut).


3. Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit sesuai takaran dan aduk hingga rata.
Tuang margarin cair, aduk rata.
(Cairkan margarin beberapa menit sebelum waktunya ditambahkan agar saat ditambahkan margarin tidak dalam keadaan begitu panas. Cairkan margarin dengan menggunakan teflon.)


4. Kemudian masukkan soda kue, baking powder, dan vanili bubuk.
(Perhatikan dengan benar takarannya agar kue tidak bantet karena kurang baking powder, maupun getir karena kebanyakan soda kue.)





5. Aduk rata adonan hingga memiliki tekstur yang lembut, jika terlihat terlalu kental bisa ditambahkan sedikit air.


6. Panaskan cetakan di atas kompor, olesi cetakan dengan mentega.
(Api dari kompor harus benar-benar kecil tapi merata agar kuenya nanti matang bagian atasnya dan tidak gosong bagian bawahnya. Gunakan angsang sebagai alas cetakan agar cetakan tidak terlalu dekat dengan api dan letaknya seimbang.)

7. Tuangkan adonan ke dalam cetakan yang sudah diolesi margarin.
(Adonan yang dituangkan tidak sampai penuh. Tuangkan adonan dengan cermat namun cepat agar jarak matang satu kue dengan yang lain tidak terlalu lama sehingga dapat diangkat dalam waktu yang berdekatan dan kue yang dibuat duluan tidak gosong. Takaran adonan yang dituang diusahakan sama agar ukuran dan tingkat kematangan kue selaras).

8. Segera tutup cetakan dengan tutup kaca.
(Digunakan tutup kaca salah satunya agar bisa diamati kematangannya sehingga tidak perlu sering dibuka. Seringnya tutup dibuka bisa menyebabkan kue yang dibuat menjadi bolong-bolong, seperti pada hasil cetakan pertama dan kedua saya, hehe.)


9. Setelah kue setengah matang, ditambahkan topping di atasnya.
(Kondisi kue jangan terlalu lembek dan jangan terlalu matang. Karena kalau lembek maka topping yang mudah larut bisa larut dalam adonan, seperti keju, jadi tidak terlihat seperti topping. Kalau adonan terlalu matang, maka topping tidak melekat dengan baik.)


10. Tutup kembali cetakan, tunggu sampai matang dengan pas.
(Amati dengan baik adonannya. Jangan terlalu matang, karena bagian bawah akan terlihat lebih gosong atau hitam.)

11. Angkat kue cubit satu-persatu dari cetakan menggunakan garpu, sajikan dalam wadah.(Topping yang masih tersia bisa ditaburkan :D )



Jadilah kue cubiiitt ala chef Fifiiii.. :D hehehe, masih amatiran. Seperti itu deh kue hasil buatan saya. Ya..belum maksimal, bawahnya masih terlalu gosong, kuenya juga kecil-kecil, mugkin karena cetakannya seadanya juga. Memang tak semulus yang dikira. Beberapa kali kepanikan karena kegagalan terjadi, hehe. Saya mencetak adonan sebanyak beberapa gelombang. Cetakan yang pertama kondisi kue bagian alas benar-benar bisa dikatakan gosong. Kata budhe yang membantu di rumah saya, apinya masih terlalu besar. Awalnya dikira margarinnya kurang, tapi saya rasa sudah cukup. Pelajaran baru bagi saya adalah budhe bilang cetakan yang masih baru atau jarang digunakan itu memang belum bisa menghasilkan produk masakan yang baik. Memang sih, cetakan yang saya gunakan itu masih baru. Sedikit intermezzo aja, cetakan itu dibeli mbakku sebenarnya buat bikin telur bulet-bulet yang biasanya dijajakan itu. Memang sengaja mengambil yang cekungannya besar-besar biar mantap (hehe). 

Biasanya cetakan maupun teflon yang baru, masih lengket digunakan di awal-awal, karena mungkin belum sering terkena minyak atau gimana, saya kurang paham. Yang jelas, saya rasa karena cetakan langsung tertempel di atas kompor jadinya terlalu dekat dengan api dan terlalu panas. Posisi cetakan pun tidak seimbang, jadi geser-geser. Alhasil, muncul ide untuk ditaruh angsang dulu di atas kompornya, baru cetakan diletakkan. Posisi cetakan jadi lebih mantap dan tidak terlalu dekat dengan api. 



Hasil dari mencetak gelombang ke dua, kuenya masih termasuk gosong bagian bawahnya, dan bagian atasnya terlihat bolong-bolong karena masih sering saya buka-buka hehe, belum konsisten dan percaya diri. 
 
cetakan kedua

 Dan pada cetakan ketiga dan selanjutnya, kuenya lebih cantik, meskipun tidak terlalu cantik sih, hehe. Tidak terlalu gosong dan bolong-bolong karena tidak sering saya buka, kali itu saya mungkin sudah lebih tenang dan percaya diri haha. 


Oya, pada cetakan pertama, kue saya terasa sedikit pahit. Selain karena gosong (tapi gurih kok hihi), juga karena kurang manis. Jadi ada rasa getir-getirnya gitu. Sepertinya karena takaran soda kue yang kurang sesuai sama adonannya hehe. Entah soda kuenya yang sedikit kebanyakan atau tepungnya yang kurang. Karena sejujurnya saya menakar tepungnya dengan mengira-ngira dan sedikit metode perhitungan perbandingan hehe, karena tidak punya timbangan dan belum lihai menakar bahan. Yang jelas, gulanya kurang :D Lalu, dengan anjuran dari si budhe untuk menambahkan gula, saya tambahkan gula ke adonan. Tapi masalahnya, saya hanya punya gula pasir bukan gula bubuk. Jadi, karena takut nanti gulanya tidak tercampur rata, saya cairkan gula itu menggunakan teflon seperti saya melelehkan margarin. 

Terkejutnya, ketika saya tuangkan lelehan gula itu ke adonan, gulanya menggumpal (mengeras). Saya baru tahu waktu itu, kalau lelehan gula ketika dingin akan mengeras, hihi. Padahal, sebelumnya si budhe sudah menyarankan kalau gulanya dicairkan dengan air panas saja biar larut. Tapi karena saya pikir, dengan cara itu maka otomatis adonan akan tertambahi air, saya takutnya keenceran. Tapi, pada akhirnya saya lakukan juga sarannya budhe, haha. Setelah melihat ada gumpalan-gumpalan gula di adonan, saya tidak menyerah begitu saja (cieh), saya pikir mungkin malah akan menambah inovasi resep kue cubit dengan tekstur ada kriuk gulali keras haha, tapi saya rasa ia meleleh ketika adonan dicetak karena kena panas. Saya tambahkan lagi larutan gula agar tambah manis dan menutupi rasa getir itu. Adonan pun tidak terlalu encer, malah saya rasa teksturnya lebih baik dari cetakan pertama. 

cetakan pertama

Sebenarnya saya belum tahu pasti tekstur kue cubit yang baik itu seperti apa karena sepertinya belum pernah merasakannya :D Tapi kalau kami bilang (saya dan beberapa orang yang makan kue cubit saya), kuenya kaya apem (kue tradisional Jawa Tengah), tapi rasanya lebih manis.

Untuk masalah topping, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, saya mengganti meses (yang biasa digunakan) dengan chococips. Topping itu tergantung selera, bisa keju saja atau coklat saja atau keduanya dicampur. Keju digambar terihat kurang menarik ya? Hehe. Tentu saja. Karena keju yang saya gunakan adalah keju pipih yang biasanya buat sandwich, lalu saya potong-potong kecil sebisanya soalnya teksturnya lunak dan lengket, karena di rumah juga tidak ada parutan keju hehe. Jadi berhubung ternyata masih ada sediaan keju pipih, saya gunakan saja biar motongnya kecil-kecil lebih praktis daripada keju batangan. Karena menggunakan keju itu pula, kata adik saya, kue cubitnya jadi ada sedikit rasa barbequenya hehe, karena memang kejunya rasa barbeque. Saya juga merasakan rasa yang sedikit unik dari kue saya, tapi tidak sadar kalau itu rasa barbeque :D

Alhamdulillah. Demikian resep kue cubit dan tips-tips yang terselip dari cerita-cerita di atas yang dapat saya bagikan.. (maaf kalau terlalu panjang, hehe). Terimakasih.. Semoga bermanfaat untuk kita.. Selamat mencoba! :D
#SemangatBelajarMemasak ^^

5 komentar:

  1. Terimakasih info resepnya :)
    http://goo.gl/zxbefd

    BalasHapus
  2. sis, angsang tuh apa ya? sy jg selalu gagal dibagian kompor nih krn cetakannya ga bs merata n miring2 di atas besi kompor sy. setiap blog n youtube yg sy search tdk ada yg menjelaskan gimana meletakkan cetakan kue nya di atas kompor. please help. tqq

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu siis, yang besi biasanya buat naruh setrika hehe

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Mba nanya dong, sy dah pake angsang, api kecil, tp kok atas masih lembek yaaaa, aa saran ?kira kira itu knp ya

    BalasHapus