Waaa..
ternyata tidak semudah yang saya kiraa...
Liburan
semester ini, spesial.... Entah kenapa saya tak ingin menyia-nyiakan liburan
kali ini begitu saja. Mungkin karena liburan ini terasa beda dari biasanya.
Yaa..mungkin semenjak masuk ke jurusanku tercinta yang sekarang (loh), liburan
di rumah itu terasa lebih greget, hehe
Hari
ini bukan hanya hari libur semesteran, tapi juga hari libur kunjungan ke
SMA-SMA :D seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap liburan semester ganjil,
KASKAGAMA (Keluarga Mahasiswa Karanganyar Gadjah Mada) mengadakan sosialisasi
masuk PTN (terutama UGM) ke beberapa SMA sederajat di Karanganyar, dan kali ini
diadakan selama 2 minggu. Hmm..lama ya haha. Tapi gapapa, hikmahnya kan waktuku
selama itu tergunakan untuk hal yang bermanfaat. Aamiin..
Karena
itu, saya pingin melakukan sesuatu biar ga tidur melulu pas liburan (ehe).
Akhir-akhir ini (entah kapan), saya punya keinginan bikin kue cubit, gegara
ngliat kakak tingkat UMMATI dulu pernah ngupload foto kue cubitnya, jadi pengen
bikin deh. Alhasil...hari ini saya memutuskan untuk beraksi.. (ha ha ha)
Mulai
dari tadi malam. Saya sudah browsing resep-resep kue cubit, buka youtube juga
sampai melencong ke resep makanan lain, hehe. Pagi harinya, setelah
menyelesaikan suatu urusan (Alhamdulillah), cuss ke toko-toko yang biasanya
jual bahan-bahan kue. Setelah itu, dapet sms dari si Ibu suruh nganterin foto
studio, alhasil saya ikut foto juga setelah sekian lama keinginan untuk foto
studio lagi belum terwujud..yeay alhamdulillah senangnya, dibayarin lagi..
(haha maap, INTERMEZZOOO)
Naah,
setelah itu tuh..saatnya beraksi.. berdasarkan pengalaman membuat kue kemarin,
hal pertama yang harus dilakukan adalah selain menyiapkan bahan juga sangat
penting untuk menyiapkan peralatannya sekalian..ya! soalnya kalo ada peralatan
yang kurang dan susah dicari sementara
adonan sudah siap..maka nanti akan keteteran dan bisa mengganggu mood.
(hehe pengalaman). Contoh juga, tadi.
Sebelum membuat adonan, kan ga punya mixer tuh ya, jadi pakai pengocok telur
manual, tapi ternyata ia tidak ada di tempat biasanya. Kan jadi bingung, dan memberikan
efek kesal dan hampir pesimis. Naa..di situlah Allah mengajariku untuk
bersabar, meski masih di awal perjalanan hehe. Alhamdulillah ketemu dan
semangatku muncul kembali, yeay!
Sebenarnya
saya menulis ini untuk membagi pengalaman saya memasak kue cubit sekaligus
membagikan resep serta tips-tips yang saya dapatkan. Karena prolognya saja
sudah terlalu panjang dan takut membosankan (hehe), sepertinya langkah-langkah
saya memasak saya pisahkan saja dari entri ini. Jadi, jangan lewatkan entri
berikutnya, ya! :D
Banyak
pelajaran yang saya dapatkan dari memasak kue cubit tadi, baik itu pelajaran
kehidupan maupun pelajaran memasak.. :) Dari awal mencari pengocok telur, saya diajari
bersabar. Kemudian ketika tidak tahu takaran, saya diajari untuk mencoba
membagi dengan lebih teliti. Ketika ragu-ragu akan ketepatan bahan yang
digunakan, saya diajari untuk tetap optimis dan percaya diri untuk melanjutkan
ke tahap berikutnya. Ketika saya panik karena kue pertama gosong, saya diajari
untuk seharusnya tenang agar dapat berpikir baik dan menyelesaikan problema
dengan sabar, dan saya jadi tahu kalau memasak kue cubit api harus benar-benar
kecil biar yang bagian atas matang dan bagian bawah tidak terlalu gosong, dan
seharusnya cetakan tidak langsung ditaruh di atas kompor tapi menggunakan
angsang (dalam bahasa Jawa) untuk alasnya. Ketika adonannya kurang manis, saya
diajari untuk menerima pendapat orang lain, dan saat itu juga, saya baru tahu
kalau gula itu dilelehkan, ketika dingin maka ia akan mengeras (hihii). Ketika
kuenya bolong-bolong, saya diajari untuk sabar dan tidak sering membuka
tutupnya. Sampai saya diajari untuk lebih membuka diri dalam komunikasi dan
disadarkan lagi bahwa kita memang butuh orang lain dan tidak bisa hidup sendiri
(saya jadi lebih komunikasi banyak dengan yang membantu pekerjaan-pekerjaan di
rumah orang tua saya). Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran yang tidak saya
ingat detailnya.
Memang
perjalanan itu tidak selalu mulus dan tidak selamanya hasil akhir itu sesuai
dengan apa yang diri kita harapkan. Karena dari situlah kita diajari untuk
bersabar dan bersyukur :)
waah terimakasih atas kunjungannya yaa :)
BalasHapussementara ini belum pernah nyoba resep masakan yang pake madu, belajar masaknya juga masih terbatas hihi
mungkin madunya bisa dicampur di sup buah :D kayaknya enak, boleh dicoba haha