Laman

Kamis, 15 Januari 2015

Cerita di Balik Kue Cubitku


Waaa.. ternyata tidak semudah yang saya kiraa...

Liburan semester ini, spesial.... Entah kenapa saya tak ingin menyia-nyiakan liburan kali ini begitu saja. Mungkin karena liburan ini terasa beda dari biasanya. Yaa..mungkin semenjak masuk ke jurusanku tercinta yang sekarang (loh), liburan di rumah itu terasa lebih greget, hehe

Hari ini bukan hanya hari libur semesteran, tapi juga hari libur kunjungan ke SMA-SMA :D seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap liburan semester ganjil, KASKAGAMA (Keluarga Mahasiswa Karanganyar Gadjah Mada) mengadakan sosialisasi masuk PTN (terutama UGM) ke beberapa SMA sederajat di Karanganyar, dan kali ini diadakan selama 2 minggu. Hmm..lama ya haha. Tapi gapapa, hikmahnya kan waktuku selama itu tergunakan untuk hal yang bermanfaat. Aamiin..

Karena itu, saya pingin melakukan sesuatu biar ga tidur melulu pas liburan (ehe). Akhir-akhir ini (entah kapan), saya punya keinginan bikin kue cubit, gegara ngliat kakak tingkat UMMATI dulu pernah ngupload foto kue cubitnya, jadi pengen bikin deh. Alhasil...hari ini saya memutuskan untuk beraksi.. (ha ha ha)
Mulai dari tadi malam. Saya sudah browsing resep-resep kue cubit, buka youtube juga sampai melencong ke resep makanan lain, hehe. Pagi harinya, setelah menyelesaikan suatu urusan (Alhamdulillah), cuss ke toko-toko yang biasanya jual bahan-bahan kue. Setelah itu, dapet sms dari si Ibu suruh nganterin foto studio, alhasil saya ikut foto juga setelah sekian lama keinginan untuk foto studio lagi belum terwujud..yeay alhamdulillah senangnya, dibayarin lagi.. (haha maap, INTERMEZZOOO)

Naah, setelah itu tuh..saatnya beraksi.. berdasarkan pengalaman membuat kue kemarin, hal pertama yang harus dilakukan adalah selain menyiapkan bahan juga sangat penting untuk menyiapkan peralatannya sekalian..ya! soalnya kalo ada peralatan yang kurang dan susah dicari sementara  adonan sudah siap..maka nanti akan keteteran dan bisa mengganggu mood. (hehe pengalaman).  Contoh juga, tadi. Sebelum membuat adonan, kan ga punya mixer tuh ya, jadi pakai pengocok telur manual, tapi ternyata ia tidak ada di tempat biasanya. Kan jadi bingung, dan memberikan efek kesal dan hampir pesimis. Naa..di situlah Allah mengajariku untuk bersabar, meski masih di awal perjalanan hehe. Alhamdulillah ketemu dan semangatku muncul kembali, yeay!

Sebenarnya saya menulis ini untuk membagi pengalaman saya memasak kue cubit sekaligus membagikan resep serta tips-tips yang saya dapatkan. Karena prolognya saja sudah terlalu panjang dan takut membosankan (hehe), sepertinya langkah-langkah saya memasak saya pisahkan saja dari entri ini. Jadi, jangan lewatkan entri berikutnya, ya! :D

Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari memasak kue cubit tadi, baik itu pelajaran kehidupan maupun pelajaran memasak.. :) Dari awal mencari pengocok telur, saya diajari bersabar. Kemudian ketika tidak tahu takaran, saya diajari untuk mencoba membagi dengan lebih teliti. Ketika ragu-ragu akan ketepatan bahan yang digunakan, saya diajari untuk tetap optimis dan percaya diri untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Ketika saya panik karena kue pertama gosong, saya diajari untuk seharusnya tenang agar dapat berpikir baik dan menyelesaikan problema dengan sabar, dan saya jadi tahu kalau memasak kue cubit api harus benar-benar kecil biar yang bagian atas matang dan bagian bawah tidak terlalu gosong, dan seharusnya cetakan tidak langsung ditaruh di atas kompor tapi menggunakan angsang (dalam bahasa Jawa) untuk alasnya. Ketika adonannya kurang manis, saya diajari untuk menerima pendapat orang lain, dan saat itu juga, saya baru tahu kalau gula itu dilelehkan, ketika dingin maka ia akan mengeras (hihii). Ketika kuenya bolong-bolong, saya diajari untuk sabar dan tidak sering membuka tutupnya. Sampai saya diajari untuk lebih membuka diri dalam komunikasi dan disadarkan lagi bahwa kita memang butuh orang lain dan tidak bisa hidup sendiri (saya jadi lebih komunikasi banyak dengan yang membantu pekerjaan-pekerjaan di rumah orang tua saya). Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran yang tidak saya ingat detailnya.

Memang perjalanan itu tidak selalu mulus dan tidak selamanya hasil akhir itu sesuai dengan apa yang diri kita harapkan. Karena dari situlah kita diajari untuk bersabar dan bersyukur :)

1 komentar:

  1. waah terimakasih atas kunjungannya yaa :)
    sementara ini belum pernah nyoba resep masakan yang pake madu, belajar masaknya juga masih terbatas hihi
    mungkin madunya bisa dicampur di sup buah :D kayaknya enak, boleh dicoba haha

    BalasHapus